Rabu, 26 Desember 2012

Membangun generasi Qur'ani

Sertifikasi Guru Al-Quran Metode UMMI
Sebaik-baik manusia ialah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.
Demikian yang menjadi dasar kegiatan sertifikasi ini. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari sejak tanggal hari ahad tanggal 23 Desember hingga selasa 25 Desember 2012. Bertempat di Rumah Tahfidz Al-Aiman.
Belajar Alquran sejak dini perlu dilaksanakan. Anak-anak masih mudah menghafal dan tentunya lebih tahan lama daya ingatnya. Melalui pendekatan bahasa Ibu yakni langsung, diulang-ulang serta adanya kasih sayang yang tulus dari para pengajarnya semoga anak-anak sebagai generasi penerus bangsa ini adalah anak-anak yang cinta Al-quran dan siap untuk mengamalkannya.

Lirik lagu Jangan bersedih BSB Kustik



Jangan Bersedih

Menjalani hidup ini
Penuh dengan cobaan
Cobaan datang silih berganti
Harus kita terima

Jalan hidup ini
Begitu banyak rintangan
Tabahkan hati dengan senyuman
Masa depan milik kita
Percayalah Sahabat…

Jangan kau tangisi hari kemarin
Hari esok kan datang lebih baik
Lupakan saja semua yang terjadi … kawan

Jalan hidup ini
Begitu banyak rintangan
Tabahkan hati dengan senyuman
Masa depan milik kita
Percayalah Sahabat…

Jangan kau tangisi hari kemarin
Hari esok kan datang lebih baik
Lupakan saja semua yang terjadi … kawan

Janganlah kau merasa bersedih
Atas apa yang telah terjadi
Mari kita buka lembaran baru … kawan

Kawan…
Ada banyak hal
Kenapa kita harus bahagia
Karena kita yakin
Allah bersama kita
Maka berbahagialah

Jangan kau tangisi hari kemarin
Hari esok kan datang lebih baik
Lupakan saja semua yang terjadi … kawan

Janganlah kau merasa bersedih
Atas apa yang telah terjadi
Mari kita buka lembaran baru … kawan

Kamis, 20 Desember 2012

Urgensi Kepemimpinan


Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin  yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan telah Kami wahyukan kepada mereka  untuk senantiasa mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu mengabdi.(QS. Al-Anbiya’: 73)

            Sesungguhnya bak seubah mobil takkan berjalan tanpa adanya seorang sopir yang mengendalikan. Begitu juga sebuah pesawat tak bisa terbang tanpa adanya seorang pilot.
Sama halnya ketika sebuah organisasi bahkan komunitas sekalipun tidak akan ada karya yang dapat ditorehkan tanpa adanya pemimpin ataupun pimpinan. Sehingga merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan adanya seorang penggerak pada suatu organisasi tertentu.
            Namun demikian seorang pemimpin dalam organisasi tidaklah asal-asal saja dipilih. Karena akan menentukan keberlangsungan jalannya organisasi yang telah dibentuk. Sebuah mobil dengan sopir yang tidak memiliki keahlian sangat riskan dalam perjalanannya karena rawan akan kecelakaan. Oleh karena itu perlu menentukan orang yang memiliki kualifikasi dalam banyak hal.
1.      Memiliki aqidah yang kuat
            Dalam ayat di atas menunjukkan bahwa seorang pemimpin itu patuh pada Allah Swt sebagai sang Khaaliq. Hal ini ditunjukkan dengan keimanannya pada Allah swt serta ditunjukkan dengan kualitas ibadahnya di depan tuhannya. Seorang pemimpin yang patuh pada Allah tidak akan menjadikan amanah sebagai pemimpin itu untuk tujuan lain selain mencari ridho-Nya, ikhlash pada-Nya. Sehingga tidak terbersit sama sekali dalam hatinya untuk mendapatkan hal-hal duniawi apalagi hanya sekedar popularitas semata.

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami”. (Q.S. As- Sajdah:24)
2.      Menjadi teladan
            Ayat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin hendaknya dapat menjadi teladan bagi para anggotanya dalam banyak hal mulai dari kejujuran, kesabaran, serta keadilan.
            Islam telah mengajarkan semenjak beratus tahun yang lalu, akan sosok yang dapat dijadikan sebagai seorang teladan dalam kepemimpinan. Ialah Muhammad bin Abdullah. Rosulullah SAW. Sosok Muhammad yang selalu jujur dalam berucap dan berbuat hingga kepercayaan masyarakat padanya karena kejujuran yang ia miliki. Beliau telah menjadi teladan juga dalam hal kesabaran. Sabar ketika para pasukannya tidak menuruti kata-kata beliau hingga mereka kembali mematuhi keputusan Rosul. Serta keadilan yang bukan berarti setara namun meletakkan sesuatu sesuai pada tempatnya (proporsinya).
3.      Berpengalaman dan memahami karakteristik medan yang dipimpin
             Yang berikutnya, menjadi seorang pemimpin harus memahami apa dan bagaimana medan yang ia pimpin. Apakah itu komunitas seni, apakah itu komunitas pendidikan atau lain sebagainya. Dengan kata lain seorang pemimpin harus mampu memimpin. Hal ini dapat ditunjukkan dengan pengalaman-pengalamannya selama memimpin. Seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapainya selama memimpin dan kemajuan apa saja yang telah diraihnya.
4.      Menjadi peisai dan juga mengayomi
            Terakhir, seorang pemimpin sudah sepatutnya mengayomi anggota maupun warganya. Bahkan menjadi perisai yang berada di garda terdepan jika terjadi pertempuran.
Sebagaimana hadist berikut ini:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya. (Shahih Muslim No.3428)

Rabu, 29 Agustus 2012

Menggapai bintang di Langit


                Siapa yang tidak setuju bahwa langit itu indah. Langit biru nan cerah dengan ornamen gumpalan-gumpalan awan yang menambah ramainya warna seni lukisan ciptaan-Nya. Bahkan kian banyak orang yang ingin melihat sesaat cantiknya lukisan semburat jingga di pagi hari atau goresan indah di senja hari.
                Kian banyak orang yang mencari keindahan demikian yang mungkin hanya untuk menenangkan jiwa. Setelah seharian, bahkan berhari-hari hanya berhadapan dengan kesibukan dunia kerja dengan segala aktivitas yang menyesakkan.
                Juga malam dengan sekian banyak gemintang dengan atau tanpa gundukan awan yang mengganggu, ia tetap tampak menawan di mata ini.
                Bahkan hari ini sepertinya begitu ingin ku gapai indahnya langit, kala malam ingin ku petik sebuah saja bintang untuk ku simpan di saku bajuku ini. Yang bisa kulihat kapan saja kumau. Namun sebuah kemustahilan bagi saat ini ku mencari penerang untuk sakuku yang kian lusuh ini. Berusaha setiap kali menemukan cara bisa menggapai bintang, namun kian kuurungkan niat itu kala asa mulai mencapai akhirnya.
                Apakah impian ku ini sangat sebegitu mustahilnya bahkan untuk membuat sebuah mobil saja yang bisa mengantarkanku ke bintang seperti sebuah kemustahilan.
Ia ibarat pepatah ingin memeluk gunung tapi apa daya tangan tak sampai.
Hmmm…ya harus dicoba memang. Yang penting tetap azamkan diri menjadi pilar yang dapat menjadi bintang agar tak perlu menggapai langit. Karena kini…
Bintang itu…
Telah ada di hatiku…bukan di sakuku. Karena akulah bintang itu maka semangat itu harus terpancar karena bukan ia hanya bertaburan di langit tetapi juga bintang yang berserakan di muka bumi.  

Senin, 06 Agustus 2012

Merengkuh Kemuliaan Di Akhir Ramadhan




"Barangsiapa melakukan ibadah Ramadhan karena iman dan mengharap ridlo'Nya,
maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat." Muttafaq Alaihi.

            Demikian sabda rosulullah yang disampaikan dari Abu Hurairah. Allah juga berfirman di dalam, Al-quran ,“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an” (Al-Baqarah:185). Di dalam ayat yang lain juga disampaikan “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (Al-Qadr: 3).
            Begitu banyaknya Allah limpahkan karunia bagi umat nabi Muhammad dengan segala lipatan-lipatan pahala yang tak terkira serta ampunan yang senantiasa Allah janjikan bagi siapa saja ummat-Nya yang mau menundukkan kepala bersujud dan mengingatnya.
            Dengan segala kemurahan yang Allah limpahkan itu sudahkah kita mengazamkan diri untuk mendapatkannya?
            Rosullullah telah mencontohkan dengan beri’tikaf  di masjid. Tujuannya adalah agar kita senantiasa kian mendekatkan diri pada Allah swt di hari-hari terakhir bulan yang penuh rahmat dan maghfiroh ini. Karena di dalamnya terdapat malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan, yakni ibadah yang dilakukan akan bernilai lebih baik dari ibadah yang dilakukan selama 83 tahun lamanya. Begitu yang disebut dalam Surat Al-Qadr ayat  3. Bahkan, Rosulullah makin mengencangkan ikat pinggang ketika memasuki 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.         
            Sebetulnya hal ini tidak hanya menunjukkan bahwa ibadah itu hanya dilakukan pada 10 hari terakhir. Tetapi, memang Allah senantiasa memberikan lipatan pahala hingga penghujung Ramadhan.
            I’tikaf berarti berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri pada Allah yang maha pemberi ampunan. Banyak hal yang bisa dilakukan ketika beri’tikaf di antaranya membaca Al-Quran, berzikir, sholat sunnah, memperdalam ilmu agama serta memahami kandungan Al-Quran.
            Keutamaan dari i’tikaf di antaranya adalah akan terjaga dari dosa-dosa dan dituliskan baginya kebaikan-kebaikan sebagaimana orang yang berbuat kebaikan-kebaikan seluruhnya.
             Segala keutamaan yang Allah limpahkan dengan lipatan pahala dan ampunannya ini, akan menjadi motivasi bagi kita untuk  menjadi bagian dari orang-orang yang akan mendapat kemuliaan dengan berdiam diri di masjid, berzikir mengingat Allah dan memperlajari kandungan Al-Quran. Atau sebaliknya  kita menjadi golongan orang-orang yang menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat untuk dilakukan.  Karena ingatlah bahwa Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya).
            Sungguh sombongnya diri ini jika tidak ada azam dalam hati kita untuk mendapatkan segala kemuliaan yang Allah karuniakan dengan segala kemurahannya. Karena kita belum tentu akan dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh rahmat dan maghfiroh di kemudian hari. Semoga kita dikaruaniakan petunjuk untuk memilih jalan yang terbaik menurut Allah dan Rosul-Nya. Sehingga dapat menggapai nikmatnya malam kemuliaan pada hari-hari terakhir bersama tamu mulia dan berjumpa lagi di Ramadhan berikutnya dengan semangat beribadah yang kian membara. Wallahu a’lam.
           

           



Kamis, 31 Mei 2012

Gaya Vs Luas Penampang

Duduk termenung memandang langin nan biru, diiringi suara mesin kendaraan berlalu lalang.
teringat suatu ketika materi kuliah semester I, fisika dasar. yah tepatnya materi tekanan. Yang ilmuanorang merumuskan dengan lambang P yaitu sebanding dengan besarnya gaya dibagi dengan luas permukaannya.

Melihat begitu banyaknya orang-orang di luar sana dengan berbagai masalahnya hingga tidak sedikit bahkan rela menyelesaikan masa hidupnya di dunia dengan cara yang tragis dan mengenaskan. Sedemikian besarkah beban hidupnya hingga membuat tekanan dalam kehidupan seolah hidup ini begitu sempit dan kian menghimpit. 
Begitu besarnya beban yang terasa jika tidak diimbangi dengan kelapangan dan keluasan hati, ialah     akan membuat ketenangan seolah tiada tekanan dalam hidup. 
Makin Luas hati dan kesabaran kita kan membuat seberapapun besarnya gaya yang menimpa kan menghilangkan tekanan yang dirasakan.

Minggu, 20 Mei 2012

Roda Yang Bundar



          Tiada langkah tanpa adanya perubahan posisi kecuali orang yang diam yang jalan di tempat. Orang yang terus berjalan akan tampak padanya perubahan posisi dari jarak semula. Tentunya dalam setiap langkah maju, mundur, samping akan mendapatkan kondisi tanah pijakan yang tidak akan sama, mungkin semula itu datar, kemudian miring, kemudian bergelombang, berlobang atau justru semakin halus. Demikianlah setiap manusia mengalami hal-hal seperti itu. Dimana layaknya sebuah putaran roda yang satu ketika terkadang berada di atas, terkadang berada di bawah.  
          Namun, beruntungnya roda sudah terbentuk dan diciptakan dalam bentuk yang bundar sehingga kapanpun selama tubuhnya masih bundar ia akan menggelinding, tanpa diam dan kan terus berjalan selama ada gaya yang bekerja padanya tidaklah membuat dia terhenti. Hanya akan berhenti bila telah habis tenaganya atau sudah tidak lagi berbentuk bundar.
          Hidup kita hanya diberi satu kesempatan saja. Tentunya berharap menjadi kesempatan yang membuahkan kenangan manis. Tapi sudahkah diri ini menjadi seperti roda yang berbentuk bundar dengan segala fleksibilitas yang dimiliki, menjadi orang yang bisa menerima segala masukan dari orang lain, mampu menjadi pelita bagi gelapnya dunia, menjadi segelas air yang menyegarkan bagi hausnya kerongkongan atas terik matahari di padang pasir yang menyengat. Menjadi orang yang sabar dalam kondisi yang tidak menyenangkan setelah keluar dari zona nyaman. Berlari manakala orang-orang sedang santai berjalan dan berjalan kala orang lain sibuk berlari. Atau harus terlepas dari ketergantungan pada makhluk lain. Sehingga tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan duniawi semata.
          Semoga semangat untuk memberi manfaat pada yang lain dengan segala yang dimiliki selalu dimiliki. Keteguhan  hati, keyakinan yakni ketsiqohan dan tawakkal pada-Nya lah kuncinya.


Jumat, 13 April 2012

Pandangan Naluri Manusia




           Demikianlah kehidupan di dunia terkadang merasa Allah telah memuliakan kita manakala kita mendapat nikmat darinya, atau bahkan kita merasa telah dihinakan oleh Allah karena ujian-ujian yang Allah berikan. Padahal sejatinya Hati ini bisa berkaca pada dirinya sendiri, tahu akan kesetaraan dua hal itu. Kenikmatan yang Allah berikan pada kita merupakan suatu ujian yang tentunya akan dimintai pertanggung jawaban atasnya, akankah dia tetap beriman atau justru kafir karenanya. Mendapat ujian justru menunjukkan seberapa kuat ia atas tali yang menggantung pada robbnya.
Dunia ini Indah dibuatnya
mencari, berebut 
"untuk saya....untuk saya"
"Huft saya telah dihinakan karenanya"
"saya sungguh tidak dihargai"
Tak tahu untuk apa itu semua
           Tentunya senantiasa tak seorang pun yang menginginkan selalu dalam kondisi terjatu, kesempitan, kelemahan, keterpurukan, bahkan ketertinggalan. Naluri manusia yang mengharapkan penghargaan dari saudaranya memang tak bisa dipungkiri. Namun sebagai pribadi yang menyadari adanya kehidupan setelah habisnya nafas yang dihembuskan tentunya tiada lain dan tiada bukan untuk mendapatkan kenikmatan yang memang tidak akan terbayangkan, tak sama antara pengetahuan di dunia, ya itulah kenikmatan Jannah (taman surga yang tidak dapat tergambarkan oleh manusia hanya Robbnya yang mengetahui). Akankah ada harga tawa yang lebih mahal dari yang Allah berikan sehingga kita berpaling dari-Nya?
             Pandangan dunia dan akhirat hanyalah perbedaan masalah pandangan jarak. Merasa ikhlash akan segala kejadian yang menimpa, bersyukur dalam segala kondisi, istiqomah berjalan dengan tenang karena yakin Ia selalu ada dalam sisi kita, mengingatkan manakala lupa, memberi kala butuh, indah di hati dan pandangan mata, serta Tenang dan nampak teduh karena kuatnya pada tali, pautan keimanan pada-Nya.
             Tetaplah tersenyum dan siaplah meraih kemenangan di hari esok yang lebih menyenangkan.

sumber gambar:
http://homecare.griyakami.com/wp-content/uploads/2011/12/www.almuharrom.blogspot.com-old-people-smile.jpg


Selasa, 06 Maret 2012

Membangun Kepercayaan



Demikianlah seperti halnya membangun sebuah rumah tidak akan cukup hanya dalam waktu semalam jika ingin membangun 100 lantai. Bukanlah ini zaman nabi sulaiman yang memiliki banyak pasukan baik jin dan manusia. Tapi ingatkah ketika tentara sekutu menghancurkan kota Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 hanya dalam waktu sekejap saja mungkin kurang dari 15 menit. bayangkan perbandingan waktu yang digunakan untuk membangun dan merusak begitu signifikannya. 15 menit vs mungkin 10 tahun.
Demikian pula membangun sebuah kepercayaan, tidaklah mudah. Ketika seorang senantiasa menjaga semua amanah dan kepercayaan yang orang lain berikan padanya. Namun sebagaimana itulah tak ada satupun orang yang memercayainya lagi hanya karena ulahnya yang tidak bisa menjaga amanah yang telah orang lain berikan.
Namun itulah faktanya terkadang diri kita hanya berkutat pada suatu hal yang tidak penting. Memikirkan diri sendiri. Mengurusi keperluan dan yang menjadi tujuannya saja. Sehingga amanah yang orang lain berikan tidak terlakasanakan dengan baik.
Seperti gunung yang menolak diberikannya amanah.
Seperti Laut yang keberatan ketika ditawarkan amanah padanya.
Seperti itulah makhluk Allah lainnya merasa tidak sanggup memegang amanah.
Manusia telah diberikan  berbagai kelebihan dari segi akal pikiran yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Sekalipun demikian banyak juga orang yang menjadikan ilmu pengetahuan sebagai tuhan nauzubillah. Maka sebagai seorang manusia yang memiliki kelebihan itulah harus menyeimbangkan anugerah yang telah diberikan dengan amalan-amalan yang Allah berikan.
Ya Allah berikanlah kami kekuatan untuk bisa menjaga semua amanah yang telah engkau berikan. Agar kami tidak menjadi orang-orang yang merugi.
Amiien.
  


Sumber gambar:

Selasa, 28 Februari 2012

Doa-Q


Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Para Hadirin, marilah sejenak kita tundukan kepala kepada sang Maha Agung , sang pencipta alam semesta, Allah SWT.

A’uzubillahiminasysyaithoo nirrojiim
Bismillahirrohmanirrohiim
Allohumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammadin  Wa’ala sayyidina muhaammad
Alhamdulillahirobbil ‘Alaamiin Hamdan Syaakirin, Hamdan naa’imiin HamdanYuwafi Ni’amahu wayukafi maziidah Yarobbana lakal hamdu kama yanbaghi Lijalaali wajhika wa’aziimi shulthoonik

Ya ALLAH Ya Rohman…
Ya rohman Rohiim
Yang member begitu banyak nikmat kepada kami,  Tentunya kian banyak nikmat yang engkau anugerahkan kepada kami, bahkan kami tak mampu lagi menghitungnya satu per satu

Engkau menganugerahkan  mata  agar kami gunakan tuk membaca kebesaran ciptaan-Mu,
Engkau anugerahkan mulut agar kami senantiasa berzikir pada-Mu,
Engkau anugerahkan pikiran pada kami mengetahui jalan-mu
Engkau anugerahkan kami Kaki tuk terus melangkah berjalan dalam petunjuk-Mu
Engkau anugerahkan kenikmatan lainyang tak lagi dapat kami hitung

Ya Allah ya Ghaffar…
Begitu banyaknya kenikmatan itu, namun tidak sedikit pula kami sering bermaksiat pada-Mu..
Tidak melaksanakan perintahmu karena perihal alas an hawa nafsu semata…
Ampunilah kami ya Allah yang sering kali mengabaikan panggilan-Mu, jauh dari syariat rosul-Mu,
Melalaikan tugas-tugas orang tua kami, seruan guru-guru kami, dosen-dosen kami serta sahabat kami

Ya Allah ..
Maafkanlah dosa-dosa orang tua kami, para guru dan dosen kami, sahabat-sahabat kami, serta orang-orang yang telah dengan sabar dan tekun membimbing kami, menasihati segala kekurangan dan kelemahan kami demi menjadikan kami orang-orang yang lebih berkarakter. Jadikanlah mereka orang-orang yang semakin kuat dalam mendidik adik-adik kami serta masukkanlah mereka menuju Jannah-Mu sebagai balasan atas kesabaran dan keteguhan mereka membina dan membimbing kami dan adik-adik kami.

Ya Allah ya Aliim
Kami sadari ilmu ini merupakan anugerah dari engkau, tak sedikitpun kami memilikinya kecuali hanyalah titipan dari-Mu. Karenanya ikatkanlah ilmu –Mu dalam hati kami sehingga kami dapat dengan mudah mengamalkannya di jalan-Mu serta hanya mengharap ridlo-Mu.

Ya Allah Ya Kariim
Berikanlah kami kekuatan dan ketabahan serta kesabaran dalam menegakkan keadilan di negeri ini, di dunia ini, sehingga kami menjadi sarjana yang bertaqwa pada Tuhan YME, mandiri dan cendikia menuju terciptanya masyarakat yang religious dan bermoral sesuai kehendak-Mu.


 Ya Allah, Engkau tahu bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam kecintaan kepada-Mu, Telah berjumpa dalam mentaati-Mu, telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu, telah terjalin dalam membela syariat-Mu. Maka teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya; kekalkanlah kasih sayangnya; Tunjukilah jalan-jalannya; penuhilah hati itu dengan cahaya-Mu yang tidak pernah sirna; lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepada-Mu dan, Indahnya kepasrahan kepada- Mu; hidupkanlah ia dengan bermakrifah kepada-Mu; dan matikanlah ia diatas kesyahidan di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
Pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, kabulkanlah. Dan curahkanlah sholawat, kesejahteraan dan kedamaian kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, Serta kepada keluarga dan para sahabat beliau”.

Ya Alloh, hanya kepadamu kami menghamba, hanya kepadamu kami meminta & hanya kepadamu pula kami memohon,tiada daya & upaya melainkan karena kehendakMU.. perkenankanlah doa kami ya Alloh.. Subhanaka Rabbika Rabbil ‘izzati ‘Amma Yasifuun , Wasalaamu ‘ala. Mursaliina Wal Hamdulillahi Rabbil ‘Alamiin
Robbana Laatuzigh qulubana ba’da Iz haitana Wahablana min ladunka Rohamatan innaka antal Wahhab
Robbana Atiina Fiddunya HasanahWafil Akhiiroti khasana waqina ‘azaa banner.
Washoollallahu ‘ala sayyina muhammadin wa’alaa alihi washohbihiwasallam

Amiin yarobbal ‘Alaamiin

Wassalamua’alaikum warohmatullahi Wabarokatuhu.


gambar: