Tiada
langkah tanpa adanya perubahan posisi kecuali orang yang diam yang jalan di
tempat. Orang yang terus berjalan akan tampak padanya perubahan posisi dari
jarak semula. Tentunya dalam setiap langkah maju, mundur, samping akan
mendapatkan kondisi tanah pijakan yang tidak akan sama, mungkin semula itu
datar, kemudian miring, kemudian bergelombang, berlobang atau justru semakin
halus. Demikianlah setiap manusia mengalami hal-hal seperti itu. Dimana layaknya
sebuah putaran roda yang satu ketika terkadang berada di atas, terkadang berada
di bawah.
Namun,
beruntungnya roda sudah terbentuk dan diciptakan dalam bentuk yang bundar
sehingga kapanpun selama tubuhnya masih bundar ia akan menggelinding, tanpa diam
dan kan terus berjalan selama ada gaya yang bekerja padanya tidaklah membuat
dia terhenti. Hanya akan berhenti bila telah habis tenaganya atau sudah tidak
lagi berbentuk bundar.
Hidup
kita hanya diberi satu kesempatan saja. Tentunya berharap menjadi kesempatan
yang membuahkan kenangan manis. Tapi sudahkah diri ini menjadi seperti roda
yang berbentuk bundar dengan segala fleksibilitas yang dimiliki, menjadi orang
yang bisa menerima segala masukan dari orang lain, mampu menjadi pelita bagi
gelapnya dunia, menjadi segelas air yang menyegarkan bagi hausnya kerongkongan
atas terik matahari di padang pasir yang menyengat. Menjadi orang yang sabar
dalam kondisi yang tidak menyenangkan setelah keluar dari zona nyaman. Berlari
manakala orang-orang sedang santai berjalan dan berjalan kala orang lain sibuk
berlari. Atau harus terlepas dari ketergantungan pada makhluk lain. Sehingga
tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan duniawi semata.
Semoga
semangat untuk memberi manfaat pada yang lain dengan segala yang dimiliki
selalu dimiliki. Keteguhan hati,
keyakinan yakni ketsiqohan dan tawakkal pada-Nya lah kuncinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar