Kamis, 20 Desember 2012

Urgensi Kepemimpinan


Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin  yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan telah Kami wahyukan kepada mereka  untuk senantiasa mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu mengabdi.(QS. Al-Anbiya’: 73)

            Sesungguhnya bak seubah mobil takkan berjalan tanpa adanya seorang sopir yang mengendalikan. Begitu juga sebuah pesawat tak bisa terbang tanpa adanya seorang pilot.
Sama halnya ketika sebuah organisasi bahkan komunitas sekalipun tidak akan ada karya yang dapat ditorehkan tanpa adanya pemimpin ataupun pimpinan. Sehingga merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan adanya seorang penggerak pada suatu organisasi tertentu.
            Namun demikian seorang pemimpin dalam organisasi tidaklah asal-asal saja dipilih. Karena akan menentukan keberlangsungan jalannya organisasi yang telah dibentuk. Sebuah mobil dengan sopir yang tidak memiliki keahlian sangat riskan dalam perjalanannya karena rawan akan kecelakaan. Oleh karena itu perlu menentukan orang yang memiliki kualifikasi dalam banyak hal.
1.      Memiliki aqidah yang kuat
            Dalam ayat di atas menunjukkan bahwa seorang pemimpin itu patuh pada Allah Swt sebagai sang Khaaliq. Hal ini ditunjukkan dengan keimanannya pada Allah swt serta ditunjukkan dengan kualitas ibadahnya di depan tuhannya. Seorang pemimpin yang patuh pada Allah tidak akan menjadikan amanah sebagai pemimpin itu untuk tujuan lain selain mencari ridho-Nya, ikhlash pada-Nya. Sehingga tidak terbersit sama sekali dalam hatinya untuk mendapatkan hal-hal duniawi apalagi hanya sekedar popularitas semata.

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami”. (Q.S. As- Sajdah:24)
2.      Menjadi teladan
            Ayat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin hendaknya dapat menjadi teladan bagi para anggotanya dalam banyak hal mulai dari kejujuran, kesabaran, serta keadilan.
            Islam telah mengajarkan semenjak beratus tahun yang lalu, akan sosok yang dapat dijadikan sebagai seorang teladan dalam kepemimpinan. Ialah Muhammad bin Abdullah. Rosulullah SAW. Sosok Muhammad yang selalu jujur dalam berucap dan berbuat hingga kepercayaan masyarakat padanya karena kejujuran yang ia miliki. Beliau telah menjadi teladan juga dalam hal kesabaran. Sabar ketika para pasukannya tidak menuruti kata-kata beliau hingga mereka kembali mematuhi keputusan Rosul. Serta keadilan yang bukan berarti setara namun meletakkan sesuatu sesuai pada tempatnya (proporsinya).
3.      Berpengalaman dan memahami karakteristik medan yang dipimpin
             Yang berikutnya, menjadi seorang pemimpin harus memahami apa dan bagaimana medan yang ia pimpin. Apakah itu komunitas seni, apakah itu komunitas pendidikan atau lain sebagainya. Dengan kata lain seorang pemimpin harus mampu memimpin. Hal ini dapat ditunjukkan dengan pengalaman-pengalamannya selama memimpin. Seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapainya selama memimpin dan kemajuan apa saja yang telah diraihnya.
4.      Menjadi peisai dan juga mengayomi
            Terakhir, seorang pemimpin sudah sepatutnya mengayomi anggota maupun warganya. Bahkan menjadi perisai yang berada di garda terdepan jika terjadi pertempuran.
Sebagaimana hadist berikut ini:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya. (Shahih Muslim No.3428)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar