"Barangsiapa melakukan ibadah Ramadhan karena iman
dan mengharap ridlo'Nya,
maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat."
Muttafaq Alaihi.
Demikian sabda rosulullah yang disampaikan dari Abu Hurairah.
Allah juga berfirman di dalam, Al-quran ,“Bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an” (Al-Baqarah:185). Di dalam
ayat yang lain juga disampaikan “Malam kemuliaan
itu lebih baik dari seribu bulan” (Al-Qadr: 3).
Begitu banyaknya
Allah limpahkan karunia bagi umat nabi Muhammad dengan segala lipatan-lipatan
pahala yang tak terkira serta ampunan yang senantiasa Allah janjikan bagi siapa
saja ummat-Nya yang mau menundukkan kepala bersujud dan mengingatnya.
Dengan segala kemurahan yang Allah limpahkan itu sudahkah
kita mengazamkan diri untuk mendapatkannya?
Rosullullah telah
mencontohkan dengan beri’tikaf di masjid.
Tujuannya adalah agar kita senantiasa kian mendekatkan diri pada Allah swt di hari-hari
terakhir bulan yang penuh rahmat dan maghfiroh ini. Karena di dalamnya terdapat
malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan, yakni ibadah yang dilakukan
akan bernilai lebih baik dari ibadah yang dilakukan selama 83 tahun lamanya. Begitu
yang disebut dalam Surat Al-Qadr ayat 3. Bahkan, Rosulullah makin mengencangkan ikat
pinggang ketika memasuki 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.
Sebetulnya hal
ini tidak hanya menunjukkan bahwa ibadah itu hanya dilakukan pada 10 hari
terakhir. Tetapi, memang Allah senantiasa memberikan lipatan pahala hingga
penghujung Ramadhan.
I’tikaf berarti
berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri pada Allah yang maha pemberi
ampunan. Banyak hal yang bisa dilakukan ketika beri’tikaf di antaranya membaca Al-Quran,
berzikir, sholat sunnah, memperdalam ilmu agama serta memahami kandungan Al-Quran.
Keutamaan dari i’tikaf di antaranya
adalah akan terjaga dari dosa-dosa dan dituliskan baginya kebaikan-kebaikan
sebagaimana orang yang berbuat kebaikan-kebaikan seluruhnya.
Segala keutamaan yang Allah limpahkan dengan
lipatan pahala dan ampunannya ini, akan menjadi motivasi bagi kita untuk menjadi bagian dari orang-orang yang akan
mendapat kemuliaan dengan berdiam diri di masjid, berzikir mengingat Allah dan
memperlajari kandungan Al-Quran. Atau sebaliknya kita menjadi golongan orang-orang yang
menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat untuk dilakukan. Karena ingatlah bahwa “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan
sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya).
Sungguh sombongnya diri ini jika
tidak ada azam dalam hati kita untuk mendapatkan segala kemuliaan yang Allah
karuniakan dengan segala kemurahannya. Karena kita
belum tentu akan dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh rahmat dan
maghfiroh di kemudian hari. Semoga kita dikaruaniakan petunjuk untuk memilih
jalan yang terbaik menurut Allah dan Rosul-Nya. Sehingga dapat menggapai
nikmatnya malam kemuliaan pada hari-hari terakhir bersama tamu mulia dan
berjumpa lagi di Ramadhan berikutnya dengan semangat beribadah yang kian
membara. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar