Kamis, 16 Februari 2012


Sombong Vs Percaya Diri
“kog kamu gitu sih...”
 “Kog dia tampak percaya diri dengan penampilannya yah..”
“Eghh sombong banget sih anak itu...”
                Demikianlah kata yang acap kali keluar dari mulut kita ini. Seolah dengan mudahnya menjastifikasi siapa dia, dia begini, dia begitu, dia SOMBONG-kah atau PERCAYA DIRI?
                Sombong, ada yang bilang itu merupakan sifat Allah (sebut: Al Mutakabbir), ada juga yang bilang melampaui batas (Bagus dalam sebuah diskusi), ada juga yang blang bahwa sombong merupakan sikap pengada-adaan karena ketidakmampuan seseorang dalam melakukan sesuatu (Wahyu, dalam sebuah diskusi). Bahkan ada yang mengatakan bahwa sombong sebetulnya merupakan bagian dari rasa percaya diri. Sedangkan Percaya diri didefinisikan sebagai sikap yakin akan kemampuan yang dimiliki oleh dirinya sendiri –Ridlo,dalam sebuah diskusi – (diartikan secara sederhana dari kata percaya dan diri). Kalau memang demikian apa sih bedanya antara kedua sikap ini serta bagaimana mengetahui bahwa seseorang itu sombong  ataupun justru percaya diri?
                Menurut hemat penulis, Sombong dan percaya diri berada pada tingkatan yang sama, hanya saja ada sekat yang membatasi antara keduanya. Sekat ini sangatlah tipis bahkan mungkin lebih tipis dari sekedar rambut kita. Mengapa demikian, karena yang membedakan antara keduanya lebih jelas hanya dapat diketahui oleh orang yang melaksanakannya (pelaku) serta hal-hal yang  menjadi tujuan si pelaku melakukan hal tersebut. Sebagai contoh sederhana, seorang yang kemudian menjadi pembicara pada sebuah “Nadwah” (sebut: seminar), kemudian merasa ppercaya diri namun di pertengahan ia menyampaikan isi materi, lantas kemudian merasa bahwa dirinya memiliki lebih dari yang lain atau menganggap remeh orang yang diajak bicara atau dengan kasus lain semisal peserta menanggapi pembicara, namun kemudian pembicara merasa bahwa masukan yang diberikan peserta “nadwah” justru tidak lebih baik dari pendapatnya baik diungkapkan maupun hanya dalam hati.
                Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Sombong merupakan sikap menolak kebenaran dan juga meremehkan orang lain. Seperti dalam hadis Rosulullah SAW bersabda

الْكِبْرُ بَطْرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. Adapun batharul haq artinya mengingkari kebenaran dan menolaknya. Sedang ghomthunaas artinyameremehkan mereka (manusia).
                Percaya Diri, Menurut hemat saya dapat terbagi menjadi tiga bagian yakni
1.       Tingkat atas
Artinya percaya diri yang dianggap berlebihan, yang mana dapat mendekati pada kesombongan. Menganggap diri senantiasa lebih dari orang lain. Sehingga harus banyak-banyak istighfar serta muhasabah diri untuk kembali menurunkan rasa percaya diri yang berlebihan itu.
2.       Tingkat pertengahan
Demikianlah percaya diri yang diharapkan, yakni tepat menempatkannya pada situasi dan kondisi tertentu. Melakukan sesuatu karena Allah, tidak meremehkan orang lain, serta bisa menerima masukan dari orang lain dengan tenang. Tidak merasa lebih akan potensi yang dimiliki karena semua hanyalah titipan dari Allah SWT, serta tidak pula merasa rendah diri karena kita diciptakan dari sesuatu yang sama yang membedakan hanyalah keimanan seseorang saja, perasaan rendah diri yang bahkan ditunjukkan kepada seorang menteri, bahkan presiden itu tidak diperkenankan, kecuali pada seorang guru yakni sebagai rasa hormat kita atas ilmu yang mereka miliki, namun tetap pada batasan-batasan tertentu yang tidak menyalahi aqidah (tidak mengkultuskan orang tersebut sebagai tuhan dsb)
3.       Tingkat bawah
Percaya diri yang amat lemah, yang merasa bahwa kita tidak memiliki potensi, karena sesungguhnya Allah menciptakan kita dalam bentuk yang paling sempurna.
Demikian, semoga memberi manfaat terutama bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca. Serta kita semua dapat menjaga hati kita dari rasa sombong pada Allah SWT.
Wallahu a’lam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar