Rabu, 24 Juni 2015

Pendidikan Bernilai Taqwa




Pendidikan menurut Bapak Pendidikan kita yakni “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.

Sedangkan menurut Al Ghozali pendidikan adalah “Proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia sempurna (insan kamil).

Secara sederhana dapat diambil satu kesamaan poin penting adanya pendidikan yakni agar setiap insane (yang lalai ini) kian mendekat dan mengenal siapa tuhannya. Atau agar manusia kian bertaqwa pada Allah swt. Demikianlah yang Allah ajarkan juga dari pendidikan-Nya kepada semua umat muslim selama berpuasa khususnya pada bulan ramadhan.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(Al Baqoroh:183)

Begitu besar nilai yang diharapkan dari pendidikan yakni orang bertaqwa. Kalau saja kita mengingat satu hadis nabi tentang taqwa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari abu Dzar Al Ghifari

“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik”.

Berdasarkan hadis tersebut Baginda nabi mengajarkan kepada kita agar menjadi orang yang senantiasa beribadah kepadanya, beritaubat dan beristighfar dalam hubungan vertical kepada Allah swt. Ini merupakan nilai tertinggi dalam kehidupan ini. Sedangkan di akhir pesan nabi kita dimintanya untuk menjadi orang yang berakhlaq. Bersikap baik kepada sesame kita. Kepada sesama manusia.

Secara sederhananya kita diminta menjadi orang yang beradab. Beradab kepada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangnnya. Beradab kepada orang laian, orang tua, guru, sahabat, teman, dan siapapun.

Sudahkah pendidikan kita mengajarkan ini? Mengajarkan akhlaq yang baik? 

Yah demikianlah karena kita banyak melihat banyak insane dari umat ini justru dengan mengatasnamakan modern akhirnya banyak yang menyingkirkan adab-adab dan akhlaq sebagai seorang manusia. Kasar kepada yang lain. Tidak sopan. Dan lain sebagainya. Maka mulailah dari kita. Siapapun diri kita. Karena hal ini tiak bias hanya dilakukan oleh para guru. Tapi oleh orang tua juga, oleh para pedagang, bahkan sekedar tukang sapu jalanan.